Ayat Renungan:
Matius 5: 39, "Tetapi Aku berkata kepadamu: Janganlah kamu melawan orang yang berbuat jahat kepadamu, melainkan siapa pun yang menampar pipi kananmu, berilah juga kepadanya pipi kirimu."
Lukas 6: 29, “Barangsiapa menampar pipimu yang satu, berikanlah juga kepadanya pipimu yang lain, dan barangsiapa yang mengambil jubahmu, biarkan juga ia mengambil bajumu.”
Mengasihi musuh adalah hal yang tersulit dalam hidup kita. Karena sudah menjadi sebuah kebiasaan apabila orang melakukan hal-hal yang menyakiti hati kita, maka pastinya kita mungkin akan membalas, membenci atau menyinggungnya.
Di dalam kehidupan ini, kita akan diizinkan Tuhan untuk bertemu dengan orang-orang yang membuat kita kecewa dan merugikan kita. Berbeda sekali dengan Tuhan Yesus memberikan kepada kita teladan. Dalam peristiwa penangkapan-Nya di Taman Getsemani, Petrus, salah satu dari murid Yesus benar-benar marah dan dia langsung menyerang dan memotong telinga salah satu pelayan Imam besar yang akan menangkap Yesus.
Tapi mari melihat reaksi Yesus. Dia malah mengambil telinga itu dan menyembuhkannya. Sekalipun diperlakukan tidak adil, Yesus tidak membalas. Tuhan Yesus melakukan tindakan yang sangat berbeda dengan apa yang dilakukan oleh dunia.
Apa yang bisa kita pelajari dari teladan Yesus? Yesus menunjukkan teladan bagaimana “mengasihi musuh”. Mengasihi bukan berarti cukup dengan kata-kata “Aku mengasihi kamu” atau “Aku menyayangi kamu”. Kita bisa saja memaksa daging kita untuk terlatih mengatakan hal itu kepada orang lain. Tapi Yesus mengajarkan lebih daripada itu.
Di Matius 5: 39 disampaikan demikian, “Tetapi Aku berkata kepadamu: Janganlah kamu melawan orang yang berbuat jahat kepadamu, melainkan siapa pun yang menampar pipi kananmu, berilah juga kepadanya pipi kirimu.” Kita bisa mengambil pelajaran dari ayat ini bahwa saat kita disakiti, kita perlu menahan diri untuk tidak membalas tindakan yang sama. Sebaliknya, balas setiap tindakan buruk dengan menabur kebaikan di dalam hidup orang yang menyakiti kita.
Mari jadikan ayat ini sebagai pengingat bagi kita untuk tidak membalas kejahatan. Lukas 6: 29, “Barangsiapa menampar pipimu yang satu, berikanlah juga kepadanya pipimu yang lain, dan barangsiapa yang mengambil jubahmu, biarkan juga ia mengambil bajumu.”. Selain menabur kebaikan atas hidup orang lain, kita juga perlu membangun diri kita menjadi pribadi yang berbeda dengan orang lain. Yang membedakan kita dengan dunia adalah kita dengan rendah hati mengasihi orang lain sekalipun disakiti.
Action: Mengasihi orang lain akan membuat kita pulih. Mari katakan kepada dirimu sendiri bahwa “Aku punya nilai yang berbeda dari orang lain dan memilih mengasihi daripada membalas.”
Ayat Hafalan: Roma 8:1-2, “Demikianlah sekarang tidak ada penghukuman bagi mereka yang ada di dalam Kristus Yesus. Roh, yang memberi hidup telah memerdekakan kamu dalam Kristus dari hukum dosa dan hukum maut.” Rasa bersalah ini akhirnya membuatmu terjebak di dalam rasa bersalah yang terus menerus.